Rabu, 17 September 2014





Santri Kebal Pada suatu pagi yang cerah di pesantren,kang bahlul terlihat sedang 
asik mencuci nampan. 
Dia baru saja selesai memasak dan bersiap untuk sarapan. Hari ini 
adalah hari jum'at,di mana para santri libur mengaji. 
Tapi ketika sedang asik dengan kesibukanya,tiba-tiba si badrun teman 
kang bahlul datang. Dengan berlari kecil dan nafas agak ngos-ngosan 
dia menemui kang bahlul. 

"kang...di panggil abah..".kata badrun. 
"wah...tumben abah manggil aku. Emangnya ada apa drun?". Tanya kang 
bahlul penasaran. 
"waduh...gak tau juga aku kang. Yang penting sampean segera temui abah 
saja langsung". 
"ok drun,tapi tunggu bentar ya. Aku mau sarapan dulu,nanggung sudah 
nyuci nampan;. 
"Terserah sampean aja lah kang,yang penting amanat abah sudah saya sampaikan". 
"sip drun,makasih ya...". 
"sama-sama kang,kalau gitu saya pamit dulu ya kang. Mau nyuci 
baju.wassalamu'alaikum..".kata badrun berpamitan. 
"wa'alaikum salam...".jawab kang bahlul. 

Setelah selesai sarapan,kang bahlul pun menghadap pak kyai atau biasa 
di panggil para santri dengan abah. 
Setelah mengucapkan salam,kang bahlul pun di persilahkan duduk. Dan 
abah pun menjelaskan alasan dia di panggil. 

"Begini lul,ini kan hari libur.Aku mau nyuruh kamu pergi ke kota 
sebentar,buat beli cangkul sama sabit di pasar.Soalnya besok mau 
panen".kata abah. 
Kang bahlul pun menyambutnya dengan antusias. 
Setelah menyanggupi,kang bahlul pun pamit undur diri dan ke kamar 
untuk ganti baju. 
Sungguh suatu momen yang langka santri bisa keluar pesantren,apa lagi 
turun ke kota.Kang bahlul pun berdandan dengan necis.Pakai baju 
keren,rambut berminyak kelimis,tak lupa pakai jaket kulit 
kesayangan,tapi ya...tetep pakai sarung dan peci.Maklum...itu kan yang 
menunjukan jati diri santri...hehehe... 

Singkat cerita...setelah sampai di kota kang bahlul pun segera menuju 
ke tempat tujuan.Setelah membeli beberapa cangkul dan parang,kang 
bahlul pun langsung cabut. 
Tapi karena rada malu membawa cangkul dan parang karena penampilanya 
sudah necis,ahirnya muncul ide nyeleneh di otak kang bahlul. 
Jadi..parang dan cangkul dia sembunyikan di balik bajunya.Parang dia 
ikat di kedua tangan sedankan cangkul dia selipkan di perut dan di 
gantungkan di leher dengan tali.Kemudian dia tutupi dengan jaketnya.. 

"nah...kalau gini kan sudah aman..".fikir kang bahlul. 

Tapi...Waktu kang bahlul mau berjalan pulang,dia di hadang oleh dua 
orang preman.Kang bahlul di palak oleh kedua preman itu,tapi karena 
memang tak punya uang kang bahlul pun tak mau memberi. 
Merasa korbanya melawan,tiba-tiba salah satu preman mengeluarkan pisau 
dan berusaha menusuk kang bahlul. 
Karena terkejut dan ketakutan,kang bahlul hanya bisa memejamkan mata 
dengan spontan.Karena tak bisa apa-apa,kang bahlul sudah pasrah pada 
takdir. 
Tapi ketika pisau itu mengenai perut kang bahlul,gantian premanya yang 
terkejut.Karena pisau yang dia tusukan tak mampu menembus tubuh kang 
bahlul. 
Dia coba menusuk berkali-kali,tapi tiap pisau itu mengenai perut kang 
bahlul...yang terdengar hanya suara..ting...! Ting...! 
Seperti besi yang beradu. 
Melihat kenyataan itu,nyali para preman pun mulai menciut.Tanpa 
menunggu aba-aba keduanya pun mulai berlari meninggalkan kang bahlul 
yang masih terpejam dengan tubuh gemetar karena ketakutan. 


Tanpa di sengaja,ternyata ada seorang warga yang melihat kejadian itu. 
"Wah...edan...ternyata anak santri itu kebal..".Fikir orang itu. 

Ketika kang bahlul membuka mata,dia hanya bisa melongo keheranan 
karena dua preman yang tadi menghadangnya sudah hilang. 
Dengan wajah heran bercampur bingung karena dia tak tau apa yang 
sebenarnya terjadi,kang bahlul pun meneruskan perjalanan pulang ke 
pesantren.Sesampainya di pesantren,dia langsung menemui abah dan 
menyerahkan cangkul dan parang yang tadi dia beli.Kemudian kang balul 
ke kamar,mandi,dan berangkat solat jum'at seperti tak pernah mengalami 
kejadian apa-apa. 


Tapi kehebohan terjadi di luar area pesantren. 
Berita dengan cepat tersebar dan membuat warga gempar. 
Karena tersebar berita bahwa para santri itu kebal senjata,jadi jangan 
macam-macam dengan mereka. 
Dan mulai saat itu,tak pernah ada lagi yang berani mengganggu para santri. 
Karena title "kebal" yang di sandangnya...hehehe.. 

Hikmah dari kisah ini
adalah,apapun yang menimpa kalian...jangan pernah lupa untuk 
berdo'a,bertawakal,dan bersabar.Karena ada kalanya pertolongan allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar